Sri Yani Widyaningsih, M.Pd
MAN Parakan Temanggung
Belajar
merupakan proses berpikir (mental) dan merasakan (emosional) akibat pengalaman
mengakibatkan perubahan tingkah laku (Ratna Wilis Dahar). Diperlukan aktivitas
pikiran, perasaan yang tidak dapat diamati, namun dirasakan pebelajar. Pengalaman
belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam
berinteraksi dengan bahan ajar. Literasi merupakan
cerminan hak asasi manusia yang fundamental dan pondasi untuk belajar sepanjang
hayat. Siswa diharapkan mampu belajar iptek dan meningkatkan kemampuan
memperdalam ilmu agama serta penerapannya dalam kehidupan. Iptek
dan imtaq singkatan dari “ilmu pengetahuan teknologi” dan “iman taqwa”. Sains
dan teknologi merupakan dua sejoli yang tak terpisahkan. Imtaq menggambarkan
karakteristik nilai keagamaan yang harus dimiliki setiap muslim, merupakan
nilai, kepercayaan, pemahaman, sikap, perasaan dan perilaku yang bersumber dari
Alquran Hadist. Iman: keyakinan hati mengenai ke- Esaan dan ke-Maha Kuasaan Allah
yang diikrarkan dengan lisan, dibuktikan melalui amal perbuatan baik. Taqwa
adalah sikap batin, perilaku seseorang untuk tetap konsisten melaksanakan
perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Guru sebagai fasilitator mampu menyusun strategi belajar menyenangkan (joyfull
learning), yang merupakan sistem
pembelajaran untuk membangkitkan minat, keterlibatan penuh, terciptanya makna,
pemahaman, nilai yang membahagiakan diri siswa. Tidak ada lagi tekanan fisik
maupun psikologis, yang berdampak
mengerdilkan pikiran siswa. Kebebasan apapun wujudnya akan mendorong
terciptanya iklim pembelajaran (learning climate) yang kondusif. Pembelajaran
sains abad 21 menurut kurtilas, diharapkan siswa memiliki kemampuan menjalani kehidupan dan karir, beradaptasi,
luwes, berinisiatif, mengembangkan diri, sosial dan budaya, produktif, dapat
dipercaya, memiliki jiwa kepemimpinan, dan tanggungjawab. Sejalan
peningkatan literasi Kimia-Imtaq meningkat pula hasil belajar kimia siswa
Madrasah khususnya. Kimia merupakan iptek SMA/MA/SMALB, untuk memperoleh kompetensi lanjut
iptek serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri,
(Permendiknas 2006, no 22). Upaya mewujudkan cita-cita pendidikan nasional, guru
inspiratif mengajak siswa melihat sesuatu dari luar (thinking out of box)
mengubahnya di dalam dan membawa kembali keluar, ke masyarakat luas.
Kimia diintegrasikan dengan ayat-ayat Alquran, sumber
segala ilmu, menerapkan makna ayat terkait dengan konsep kimia. Joyfull Literasi
mengalir pada diri siswa sehingga belajar kimia lebih bermakna. Sebagai contoh: KD 3.5 membandingkan ikatan
ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta kaitannya dengan sifat
zat dapat diintegrasikan dengan Alquran QS
8 : 73, QS 5:2, QS 49: 10, QS 2: 264, QS 17: 26. Reaksi redoks, elektrokimia,
korosi integrasi QS 67 : 3, Al Mulk (kerajaan ) 2 : 255, (ayat
kursi) 36: 38, 40. Unsur periodik
lihat QS 31:20, (Lukman)18 : 96, Al
Kahfi (gua) besi dicampur tembaga 57:25 (Al Hadid) besi. Ayat Alquran memperkuat ilmu yang dipelajari memberikan Joyfull
literasi, melahirkan sikap positif, menghasilkan
sesuatu yang baru dan meningkatkan imtaq yaitu nilai-nilai keagamaan yang
merupakan perwujudan iman kepada Allah dalam bentuk perilaku seseorang. Pengembangan imtaq di Madrasah sangat
penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Sesuai dengan UU NO. 20 Tahun 2003
pasal 3 : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar manjadi
manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Komentar
Posting Komentar