Sri Yani Widyaningsih, M.Pd
MAN Parakan Temanggung
Terselenggaranya
pendidikan yang bermutu (berkualitas) bagi setiap warga negara dijamin oleh
pemerintah dan pemerintah daerah. Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan
upaya yang terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan (Permendiknas: 2003). Untuk menciptakan
pendidikan yang bermutu, guru memegang peranan penting. Upaya peningkatan
kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Kreativitas siswa dalam pembelajaran belum sepenuhnya
didukung oleh guru, merupakan salah satu faktor
mengakibatkan perhatian terhadap mata pelajaran kimia sendiri secara
umum rendah bagi kebanyakan siswa sehingga mengakibatkan rendahnya prestasi
belajar.
Melalui
kajian pustaka makalah ini bertujuan mengkaji kreativitas yang dimunculkan
dalam pembelajaran yang dikemas dalam Process-Oriented
Guided-Inquiry Learning (POGIL), mampu mewujudkan siswa yang kreatif dan
inovatif. Terwujudnya siswa yang kreatif dan inovatif akan membangun kemampuan
berpikir sehingga menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi. Melalui POGIL
siswa belajar dengan membangun pemahaman
mereka sendiri dalam suatu proses melibatkan pengetahuan dan pengalaman
yang sebelumnya, mengikuti siklus belajar yang terdiri dari orientasi, eksplorasi, dan berinteraksi dengan orang lain, pembentukan konsep, aplikasi,
dan menilai kinerja siswa (Orientation, Exploration, Concept
Formation, Application, and Closure ) (Bransford
et al, 2000).
Kreativitas
merupakan salah satu kemampuan yang perlu ditumbuhkan di dalam kelas dan perlu
dikembangkan kreativitas dalam semua segi. Untuk menumbuhkan iklim atau suasana
kreatif di dalam pelajaran kimia yang memungkinkan siswa untuk membuka dirinya,
merasa bebas dan aman untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Model
pembelajaran POGIL merupakan pembelajaran inquiry yang berorientase proses yang berpusat pada siswa. Dengan menggali kreativitas, siswa
memperoleh pemahaman dan pembentukan konsep yang dibangun dari pengetahuan sebelumnya, pengalaman, keterampilan, sikap dan keyakinan.
Pemahaman konsep lebih meningkat melalui
interaksi dan komunikasi dengan orang lain, terutama
teman sebaya. Pembelajaran
kimia membutuhkan perhatian dan partisipasi intelektual secara optimal.
Penggunaan
model POGIL dalam pembelajaran kimia
merupakan alat untuk mencapai tujuan menggunakan klasifikasi hasil belajar yang
meliputi ranah kognitif (yaitu aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi), ranah afektif (meliputi, menerima, merespon,
menghargai, penilaian, organisasi, karakterisasi) dan ranah psikomotorik
(meliputi gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan, gerakan ketrampilan kompleks, gerakan ekspresif dan
interpretatif).
Komentar
Posting Komentar